Minggu, 04 Maret 2012

  • Konsep Peliputan 
   Seorang wartawan harus memiliki konsep dasar peliputan. Konsep dasar peliputan adalah meliput seseorang atau kejadian yang menarik di suatu daerah atau tempat. Konsep peliputan dilakukan bila adanya undangan dari pihak narasumber. Adapun peliputan yang dilakukan apabila ada kejadian atau fenomena tertentu.
  • Dasar-dasar Peliputan
     Dasar-dasar peliputan sangat penting diketahui oleh wartawan sehingga wartawan akan mampu untuk meliput suatu kejadian. Dasar-dasar itu anatara lain :
  1. Harus memiliki objek yang diliput
  2. Wawasan wartawan harus luas
  3. Berita yang diliput harus mengandung unsur 5 W + 1 H
  4. Berita yang diliput adalah sebuah fakta bukan kebohongan (isapan jempol belaka)
  5. Liputan yang dilakukan tidak merugikan salah satu pihak 
  • Unsur Layaknya Berita
    Semua berita layak dikatakan sebagai berita asalkan mengandung unsur 5 W + 1 H ( what, when, why, where, who dan how). Berita harus merangkum semua fakta-fakta dengan urutan penting ke tidak penting pada paragraf pertama atau memberi tekanan pada peristiwa tertentu yang paling penting di awal paragraf. 
  • Strategi Peliputan 
    Strategi peliputan berkaitan erat dengan kiat-kiat peliputan berita. Wartawan harus lebih banyak mengeksposkan narasumber agar narasumber mau angkat bicara. Strategi peliputan berita adalah bagian terpenting dari sebuah kerja jurnalistik. Bagi pandangan awam, meliput suatu kejadian atau mengangkat suatu isu menjadi berita dilihat sebagai saat wartawan turun ke lapangan. Tentu saja ada berbagai persiapan yang perlu dilakukan seorang jurnalis sampai ke tahapan peliputan, yang paling penting adalah pertimbangan suatu kejadian/ kasus atau isu bisa memiliki nilai berita. Satu media dengan media lain memiliki kekhasan terhadap nilai berita.
  • Proses Menghimpun Berita
   Adapun proses menghimpun berita, yaitu :
  1. Menggali data atau bahan berita
  2. Penyusunan bahan atau data
  3. Menghimpun berita yang teraktual/ sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam masyarakat
  4. Berita yang memiliki bobot penting dan populer harus dijadikan berita utama
  • Hambatan/Kendala dalam Meliput
   Dalam setiap kegiatan pasti seseorang mengalami kendala, begitu juga dengan wartawan pada saat meliput berita. Kendala dalam peliputan berita, seperti :
  1. Narasumber tidak mau bicara atau takut memberi kesaksian
  2. Lokasi yang sulit dijangkau oleh wartawan
  3. Narasumber menolak untuk dipublikasikan tentang apa yang mereka ungkapkan.
  • Catatan Pengalaman yang Bisa Dipetik
     Pengalaman Ibu Ayu Sundari selama menjadi wartawan adalah pada saat beliau mengangkat seorang nama mengenai kehidupannya melalui tulisan teatures. Ketika itu usia kehamilan Ibu Ayu Sundari menginjak bulan-bulan akan melahirkan, namun beliau tetap bekerja keras untuk mencari berita. Sehingga dalam menghimpun berita beliau mengalami kesulitan. Tidak hanya itu, pertama kali beliau menjadi seorang wartawan, Ibu Ayu Sundari lupa membawa kartu pengenal berupa kartu identitas sebagai wartawan. Beliau kebingungan harus bagaimana sedangkan pada saat itu waktu untuk meliput berita sangat sedikit, tetapi beliau sangat gigih dan akhirnya beliau bisa meliput berita tersebut dengan lancar. Dari pengalaman Ibu Ayu Sundari ini, sangat mengesankan betapa sulit dan menyenangkannya menjadi wartawan. Pekerjaan apapun itu apabila kita melakukannya dengan sungguh-sungguh dan menjalaninya dengan ikhlas dan berusaha maka pekerjaan tersebut akan menjadi pekerjaan mudah dan menyenangkan.

Senin, 26 Desember 2011

Puisi

MOZAIK
Oleh : Yuyun Marliyanti

Dia,,
Menjauh seiring dengan decak-decak langkah itu
Menghilang dibalik keheningan sudut kota
Dengan mantel hitam membalut tubuhnya

Apa yang sebenarnya ia pikirkan?
Terhenti dikerinduan rumput kepada embun
Mengenggam erat tas yang dijinjingnya
Mungkin sesuatu telah membuatnya tertekan

Kuperhatikan dengan seksama
Air mata memenuhi rongga matanya
Sepertinya dia ingin mengatakan
Bahwa “Aku sedang sedih”

Dingin memeluk erat setiap sendi tubuhnya
Dia pun merapatkan kedua tangan menutupi wajahnya
Dan dia mulai “menangis”
Detik, menit, hingga jam saling berganti

Ketika kudekati dia
Dia hanya berkata
“Aku seorang pelacur”





SKEPTIS
Oleh: Yuyun Marliyanti

Logika telah menyangkal
Nurani pun berjalan di luar nalar
Tak percaya mentari telah pergi
Ataupun cerita semi di saat pagi

Kenapa semua berjalan meski bertentangan
Berpegang atas nama hati
Kenapa mentari selalu menyinari
Kalau ada satu sisi manusiawi yang terlewati

Kenapa harus ada yang pergi
Dan yang tersakiti
Bila yang datang pun tidak dapat menganti







SUARA HATI
Oleh : Yuyun Marliyanti

Detak ini terlalu indah untuk menghilang
Memelukpun tiada berkesan
Aku melupakanmu
Tapi tidak kenanganmu

Jangan pernah datang atau jangan pernah pergi
Cukup untuk kali ini
Menangkup seburat rindu
Dalam pecahan hati yang terberai

Aku tidak pernah meminta kepada Tuhan
Untuk mengembalikan semua yang terenggut
Aku tidak pernah meminta kepada Tuhan
Untuk membalas semua kesakitanku

Aku hanya meminta kepada Tuhan
Apa yang aku punya adalah yang terbaik
Aku hanya meminta kepada Tuhan
Agar aku bisa menjadi sesuatu yang berharga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran             : Bahasa Indonesia Nama Sekolah              : SMP Kelas/Semester            : VIII/1 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
  1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan
  1. Kompetensi Dasar
Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika wawancara.
  1. Tujuan Pembelajaran
  1. Siswa dapat mampu menyusun daftar pertanyaan untuk berwawancara dengan cermat (NK:cermat dan kreatif) setelah menentukan narasumber dan topik wawancara.
  2. Siswa mampu melakukan wawancara dengan narasumber dengan memperhatikan etika (NK: santun dan percaya diri) berwawancara setelah menyusun daftar pertanyaan.
  1. Materi Pokok
  1. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal .
  1. Etika wawancara
    1. Mengadakan pertemuan awal dengan orang yang diwawancarai untuk menentukan kesediaan orang tersebut untuk diwawancarai.
    2. Gunakan bahasa yang efektif, halus dan sopan
    3. Hindari pertanyaan tentang hal-hal yang tabu atau menyinggung prasaan.
    4. Pandai-pandailah menyimpulkan jawaban yang panjang lebar
  1. Langkah wawancara
    1. Menentukan tujuan wawancara dan informasi yang ingin diperoleh.
    2. Menyusun daftar pertanyaan
    3. Menemui tokoh yang diwawancarai
    4. Melakukan wawancara
    5. Menyusun hasil wawancara secara teratur dan rapi sebagai hasil akhir.
  1. Metode Pembelajaran
CTL dengan sintaks Pembelajaran :
  1. Fase 1: Pengembangan pengetahuan (apersepsi)
  2. Fase 2: Pemodelan
  3. Fase 3: Pengembangan belajar kelompok
  4. Fase 4: Pengembangan belajar mandiri
  5. Fase 5: Refleksi
  1. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Kegiatan
Waktu
1
Pendahuluan
  1. Guru menggali pengetahuan awal mengenai wawancara. (fase:1)
  2. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. (fase:1)
  3. Siswa dikelompokkan dengan anggota 4 orang. (fase:1)
10 mnt Kegiatan inti :
  1. Siswa mengamati contoh wawancara dengan tokoh. (fase:2)
  2. Secara kelompok mendiskusikan etika wawancara berdasarkan contoh wawancara dengan cermat. (fase:3)
  3. Siswa mendiskusikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun pertanyaan untuk wawancara. (fase:3)
  4. Berdasarkan model dan hal-hal yang diperhatikan dalam berwawancara, siswa menyusun pertanyaan wawancara sesuai dengan narasumber dan tujuan wawancara.
60 mnt Penutup:
  1. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap apa yang telah dipelajari, kesulitan yang dihadapi,
  2. Guru menjelaskan tugas lanjutan untuk melaksanakan wawancara pada pertemuan berikutnya. (fase:5)
10 mnt2Pendahuluan:
  1. Guru bertanya jawab tentang kesiapan pelaksanaan wawancara.
  2. Guru menyampaikan langkah-langkah wawancara.
10 mnt Kegiatan Inti :
  1. Siswa melakukan wawancara dengan narasumber yang telah dipilih.(fase: 3)
  2. Siswa mencatat pokok-pokok wawancara.(fase:3)
  3. Secara mandiri siswa merangkum hasil wawancara berdasarkan pokok-pokok wawancara yang telah ditemukan.(fase;4)
60 mnt Penutup
  1. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap apa yang telah dipelajari, kesulitan yang dihadapi, dan kegunaan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.(fase: 5)
10 mnt
  1. Alat/Sumber /Bahan
  1. Contoh wawancara
  2. Alat rekam wawancara.
  3. Buku Bahasa Indonesia  CTL SMP, Kisyani Laksono dkk. BSNP..
  4. LKS
  1. Penilaian
  1. Rencana penilaian.
Indikator
Teknik
Bentuk
Instrumen
Mampu menyusun daftar pertanyaan untuk berwawancara dengan cermat
Tes
Tes tulis
Buatlah daftar pertanyaan untuk berwawancara sesuai dengan topik yang telah ditentukan!
Mampu melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara.
Tes
Kinerja
Lakukan wawancara dengan narasumber dan pertanyaan yang telah kamu susun kemudian (1) tuliskan hasil wawancara, (2) buatlah rangkman hasil wawancara.

Sidoarjo, 13 Mei 2010 Kelompok Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kelompok Berbicara Nama Anggota:
  1. 1. Slamet Prihatin
  2. 2. Supryanto
  3. 3. Purwanto
  4. 4. Gerardus Gil
Contoh  Draft Awal :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah         : …………………………………………
Mata Pelajaran        : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester      : VII/2
Alokasi Waktu        : 4 × 40 menit (2 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 12.    Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi singkat
Kompetensi Dasar : 12.2. .Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan
kalimat efektif dan bahasa yang santun
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, Peserta didik mampu
• menulis pesan singkat dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun.
v      Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
II. Materi Ajar
Pesan singkat
III. Metode Pembelajaran
- Contoh penulisan pesan singkat
- Pembahasan pesan singkat
- Latihan
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama dan Kedua :
A. Kegiatan Awal
Apersepsi :
• Memberikan pengantar awal kepada Peserta didik tentang pesan singkat
• Bertanya jawab mengenai pesan singkat
Motivasi :
• Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan
kalimat efektif dan bahasa yang santun
B. Kegiatan inti
  • Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F     mampu bercerita dengan urutan yang baik,suara,lafal, intonasi, gesture dan mimik yang tepat
F     melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
F     menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
F     memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F     melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F     memfasilitasi peserta didik  menulis pesan singkat dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun
  • Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F     Mencermati penulisan pesan singkat yang benar dan tepat
F     Membahas cara penulisan pesan singkat dengan benar
F     Membuat pesan singkat sesuai dengan keperluan
F     Mengerjakan latihan membuat pesan singkat
F     memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F     memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F     memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F     memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F     memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F     memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F     memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
F     memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
  • Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F     memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
F     memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
F     memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
F     memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
  • berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
  • membantu menyelesaikan masalah;
  • memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
  • memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
  • memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
F     bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;
F     melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
F     memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F     merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
V. Sumber/Bahan/Alat
Teks pesan
Buku Penunjang Pelajaran Bahasa Indonesia
VI. Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
  • Mampu menulis pokok-pokok pesan yang akan ditulis
  • Mampu menulis pesan singkat sesuai dengan konteks

Tes tulisTes tulis
UraianUraian
  • Tulislah pokok-pokok pesan!
  • Tulislah pesan singkat sesuai dengan pokok-pokok pesan!
Bentuk tes: lisan
No
Aspek Penilaian
Bobot
Nilai
1
Membaca pesan dengan baik dan benara. Tepat (3)b. Kurang tepat (2)
c. Tidak tepat (1)

5
2
Membuat pesan singkat dengan kalimat efektifa. Tepat (3)b. Kurang tepat (2)
c. Tidak tepat (1)
5
Keterangan
Skor maksimum 3 (3 × 5) = 45
Nilai akhir :     Skor yang diperoleh
X   100
Skor maksimak
Mengetahui,Kepala …………………………(__________________________)
NIP / NIK : ……………………..
…..,…………………  20 …….Guru Mapel BHS Indonesia.(_______________________)
NIP / NIK : ……………………..
Sumber : Az Zahra

Puisi

PENGHUNI PANTAI
Oleh : Yuyun Marliyanti

Debur ombak menyeret angin ke hamparan samudra
Sosok lelaki tua beranjak menarik jala
Buih berkelok-kelok bermain di celah kakinya
Bermandikan keringat yang menetes dibibir pantai
Ombak selalu pulang dan pergi
Seperti engkau yang pergi dan kembali
Membawa harapan dan cita-cita bagi anakmu



Terkadang engkau berjuang ditengah kemarahan badai
Angin lautpun menyelamatkanmu
Mendorongmu untuk kembali pulang
Sesekali engkau pulang dengan kepala tertunduk
Dengan kelelahan ombak yang memukul dadamu
Tak menyurutkan asamu untuk bertahan

Semangatmu tak pernah rapuh
Mensyukuri kehidupan dari rahim laut Pantai Segara
Engkau menangis, mengeluh dan kelelahan
Udara serta teriakan ombak yang mampu menghiburmu

Tari Pendet Sebagai Tarian Sakral dalam Upacara Agama Hindu

Pulau Bali  adalah merupakan pulau di Indonesia yang menjadi tempat yang baik bagi perkembangan seni tari, perkembangan tari bali yang baik danmempunyai ciri khas tidak lain karena di dalam kehidupan keagamaan masyarakat Bali. Pada jaman sekarang di Bali terdapat banyak  jenis tari pertunjukan atau hiburan seperti kehidupan tari di daerah lain. Sejak Indonesia merdeka tari Bali me ngalami proses modernisasi seperti kehidupan tari di Jawa. Menurut fungsinya jenis Tari Bali di bagi menjadi dua yaitu Tari-tarian yang penting bagi kehidupan agama dan adat istiadat Hindu Darma.

Golongan kedua tari-tari yang biasanya merupakan seni pertunjukan yang hanya disajikan untuk kepentingan keindahan saja. Tari golongan pertama bersifat sakral suci, Golongan kedua bersifat biasa atau sekuler. Yang termasuk dalam tari-tarian suci atau sakral adalah tari-tarian yang berhubungan dengan kepercayaan serta agama masyarakat Bali yaitu Agama Hindu Darma.

Tari-tarian Pura adalah tari-tarian persajian yang merupakan tarian religius yang sangat penting peranannya dalam Upacara-uapacara keagamaan Hindu Darma. Tarian Pura hanya disajikan pada upacara keagamaan yang diadakan pada saat tertentu secara periodik setiap tahun pada bulan purnama. Salah satu tarian pura tersebut adalah tari Pendet.

Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yakni tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman Bali bernama I Nyoman Kaler pada tahun 70-an yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi khayangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, untuk tari pendet ini siapa pun bisa menarikannya, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam karena pada dasarnya tarian ini hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan. Tari pendet awalnya sebuah tari pemujaan yang banyak di peragakan di pura, tempat ibadah umat hindu di Bali. Tari ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat laun para seniman Bali mengembangkan menjadi sebuah tari selamat datang. Meski tetap mengandung anasir sakral dan religius.


Biasanya tari pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan dan ditampilkan seusai tarian Rejang. Para penari pendet ini berdandan layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya dan menghadap ke arah suci (pelinggih) sambil membawa perlengkapan sesajen persembahan seperti sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya.


Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak serperti halnya tarian-tarian pertunjukan yang memerlukan pelatihan intensif, pendet dapat ditarikan oleh semua orang. Tarian ini diajarkan sekedar dengan menirukan atau mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan para senior yang mengerti  tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

Tarian ini memiliki gerak yang dinamis dari pada tari rejang yang dilakukan secara kelompok atau pasangan. Tari ini biasanya disajikan menghadap kearah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing membawa sangku, kendi, cawan dan kelengkapan sesaji lainnya.

Namun pada perkembangannya, tarian ini tidak hanya dipentaskan ketika ada upacara keagamaan, melainkan juga dipentaskan sebagai tarian ucapan selamat datang sambil menaburkan bunga dihadapan tamu yang datang layaknya Aloha di Hawai. Meskipun begitu, bukan berarti jika dipentaskan untuk menyambut tamu tari pendet jadi kehilangan kesakralannya. Tari pendet tetap terasa sakral karena tetap menyertakan muatan-muatan keagamaan yang