Senin, 26 Desember 2011
Tari Pendet Sebagai Tarian Sakral dalam Upacara Agama Hindu
Pulau Bali adalah merupakan pulau di Indonesia yang menjadi tempat yang baik bagi perkembangan seni tari, perkembangan tari bali yang baik danmempunyai ciri khas tidak lain karena di dalam kehidupan keagamaan masyarakat Bali. Pada jaman sekarang di Bali terdapat banyak jenis tari pertunjukan atau hiburan seperti kehidupan tari di daerah lain. Sejak Indonesia merdeka tari Bali me ngalami proses modernisasi seperti kehidupan tari di Jawa. Menurut fungsinya jenis Tari Bali di bagi menjadi dua yaitu Tari-tarian yang penting bagi kehidupan agama dan adat istiadat Hindu Darma.
Golongan kedua tari-tari yang biasanya merupakan seni pertunjukan yang hanya disajikan untuk kepentingan keindahan saja. Tari golongan pertama bersifat sakral suci, Golongan kedua bersifat biasa atau sekuler. Yang termasuk dalam tari-tarian suci atau sakral adalah tari-tarian yang berhubungan dengan kepercayaan serta agama masyarakat Bali yaitu Agama Hindu Darma.
Tari-tarian Pura adalah tari-tarian persajian yang merupakan tarian religius yang sangat penting peranannya dalam Upacara-uapacara keagamaan Hindu Darma. Tarian Pura hanya disajikan pada upacara keagamaan yang diadakan pada saat tertentu secara periodik setiap tahun pada bulan purnama. Salah satu tarian pura tersebut adalah tari Pendet.
Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yakni tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman Bali bernama I Nyoman Kaler pada tahun 70-an yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi khayangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, untuk tari pendet ini siapa pun bisa menarikannya, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam karena pada dasarnya tarian ini hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan. Tari pendet awalnya sebuah tari pemujaan yang banyak di peragakan di pura, tempat ibadah umat hindu di Bali. Tari ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat laun para seniman Bali mengembangkan menjadi sebuah tari selamat datang. Meski tetap mengandung anasir sakral dan religius.
Biasanya tari pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan dan ditampilkan seusai tarian Rejang. Para penari pendet ini berdandan layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya dan menghadap ke arah suci (pelinggih) sambil membawa perlengkapan sesajen persembahan seperti sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak serperti halnya tarian-tarian pertunjukan yang memerlukan pelatihan intensif, pendet dapat ditarikan oleh semua orang. Tarian ini diajarkan sekedar dengan menirukan atau mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan para senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tarian ini memiliki gerak yang dinamis dari pada tari rejang yang dilakukan secara kelompok atau pasangan. Tari ini biasanya disajikan menghadap kearah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing membawa sangku, kendi, cawan dan kelengkapan sesaji lainnya.
Namun pada perkembangannya, tarian ini tidak hanya dipentaskan ketika ada upacara keagamaan, melainkan juga dipentaskan sebagai tarian ucapan selamat datang sambil menaburkan bunga dihadapan tamu yang datang layaknya Aloha di Hawai. Meskipun begitu, bukan berarti jika dipentaskan untuk menyambut tamu tari pendet jadi kehilangan kesakralannya. Tari pendet tetap terasa sakral karena tetap menyertakan muatan-muatan keagamaan yang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar